Ketika permukaan luar tubuh kita terluka, sel-sel di daerah luka tersebut mengalami kematian secara mendadak (nekrosis). Bahan-bahan penyusun sel-sel tersebut, yang sebagian besarnya merupakan protein, menjadi ampas. Ampas ini tidak berguna lagi bagi tubuh kita, kecuali setelah didaur ulang. Bila ampas ini tidak disingkirkan dari daerah luka, ampas tersebut menghalangi pembentukan sel-sel baru untuk menutup luka. Maka, pada tahap awal pemulihan luka, ampas tersebut mula-mula diurai, kemudian disingkirkan dari daerah luka untuk didaur ulang menjadi sel-sel baru. Penguraian protein pada ampas tersebut difasilitasi oleh sebuah enzim yang dinamakan protease.
Protein merupakan rantai asam amino. Asam-asam amino di dalam protein berjumlah ribuan, dan tersambung satu sama lain secara seri melalui ikatan-ikatan peptida. Contoh ikatan peptida ditunjukkan pada gambar di bawah ini (Gambar 1). Enzim protease memfasilitasi penguraian protein dengan membantu pemutusan ikatan-ikatan peptida ini.
Gambar 1. Ikatan-ikatan peptida (garis-garis merah) pada rantai asam amino
Seperti terlihat pada Gambar 1, ikatan peptida menghubungkan gugus karbonil (-C=O) dari suatu asam amino dengan gugus amina (-NH-) pada asam amino berikutnya. Ikatan ini diperkuat dengan adanya perpindahan elektron antar-kedua gugus fungsional tersebut (resonansi). Keadaan demikian menyebabkan ikatan peptida tidak mudah untuk diputus. Untuk memutus ikatan peptida (hidrolisis) pada suatu sampel protein manusia di luar tubuh manusia, diperlukan faktor tambahan dari lingkungan, yaitu: pemanasan pada suhu jauh di atas 37 oC (suhu normal rata-rata tubuh manusia). Syarat ini tentu bahaya untuk manusia. Al-hamdu lillah, di dalam tubuh manusia, pemutusan ikatan peptida tersebut dapat berlangsung tanpa pemanasan, yaitu dengan bantuan enzim protease. Bagaikan “gunting”, enzim protease membantu pemutusan ikatan-ikatan peptida pada protein pada sel-sel mati di daerah luka, sehingga protein itu berubah menjadi rantai asam amino yang pendek-pendek (peptida) yang dapat disingkirkan dari daerah luka untuk didaur ulang.
Jadi, enzim protease berperan penting di dalam pemulihan luka. Bila kandungan enzim protease di dalam tubuh kita atau di dalam obat luka luar tidak memadai, maka penguraian protein ampas pada daerah luka sedikit terjadi. Ini lah salah satu sebab lambatnya pemulihan luka.
Menurut hasil pengujian di BPPT (sekarang: BRIN) pada tahun 2020, obat luka luar merek Biokatan diketahui mengandung enzim protease dengan aktivitas yang cukup tinggi, yaitu sebesar: 2,61 +/- 0,27 U/mL. Barangkali, kandungan enzim protease ini lah yang menyebabkan obat cair ini terbukti efektif di dalam pemulihan luka luar dengan cepat, termasuk luka diabetes, bi idznillah. Biokatan telah memperoleh izin edar dari Badan POM – RI dan sertifikat halal dari LPPOM – MUI. ■